LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan
Lengkap Praktikum Biokimia dengan judul “REAKSI PENGENDAPAN” yang disusun oleh
:
Nama
: ABDI KURNIAWAN
Nim : 101414007
Kelas :
B
Kelompok :
IV
Telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh
Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2011
Koordinator asisten Asisten
Djumarirmanto S.Pd Sri wahyuningsih
Nim : 081414002
Mengetahui
Dosen penanggung jawab
Prof.Dr.Ir.
Hj. Yusminah Hala, MS
NIP/NIK
: 19611212 198601 2 002
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kira-kira
50%dari berat kering organism yang hidup adalah protein. Dan protein bukan
hanya sekedar bahan simpanan atau structural, seperti halnya polisakarida. Kita
ketahui bersama bahwa variasi fungsi protein sama banyaknya dengan
variasi fungsi kehidupan itu sendiri. Semua katalisator yang jumblahnya
mencapai ribuan memungkinkan terjadinya reaksi kimia dalam zat hidup adalah
protein.
Protein
didalm semua makhluk tanpa memandang fungsi dan aktifitas biologinya di bangun
oleh susunan dasar yang sama yaitu 20 asam amino baku yang molekulnya sendiri
tidak memiliki aktivitas biologi, secara
sederhana protein berbeda satu sama lain karna masing –masing mempunyai deret
asam amino sendiri.
Dalam
sehari-hari, kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan adalah protein hewani sedangkan
protein yang berasal dari tumbuhan
adalah protein nabati. Contoh beberapa sumber makanan yang mengandung
protein yaitu seperti, daging, telur, susu, ikan, beras, kedelai, gandum, dan
jagung dan buah-buahanlainnya.
Protein merupakan polimer kondensasi dari asam amino,
termasuk dalam makromolekul. Protein mempunyai berat molekul yang berkisar
beberapa ribu sampai beberapa juta. Di samping unsure karbon hydrogen dan
oksigen semua protein mengandung unsure nitrogen dan banyak yang mengandung
fosfor dan belerang ada juga protein yang mengandung unsure-unsur logam antara
lain besi dan tembaga, untuk membuktikan adanya unsure-unsure di atas maka
dilakukan percobaan tentang reaksi pengendapan.
B. Tujuan
Percobaan
ini bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap asam amino dan
protein.
C. Manfaat
Mahasiswa
dapat menetahui kebenaran dari teori-teori tentang kandungan unsure-unsur yang
ada protein.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sebagian besar ilmu kimia organisme
hidup menyangkut 5 golongan senyawa utama, yaitu: karbohidrat, lipida, mineral,
asam nukleat dan protein. Protein menentukan kebanyakan sifat-sifat yang
ditemukan dalam kehidupan. Protein menentukan metabolisme, membentuk jaringan
dan membertikan kemungkinan bagai kita untuk bergerak. Protein juga berfungsi
mengangkut senyawa-senyawa dan melindungi kita dari penyebaran mikroorganisme
yang merugikan. Bahkan sifat-sifat yang diturunkan
oleh suatu organisme untuk membentuk bermacam-macam jenis protein dengan
kecepatan yang berbeda (Gilvery, 1996). Selain itu proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir darah merah
(eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh adalah salah satu jenis protein(Girindra. 1986).
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein
merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme
yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Fessenden. 1986).
Protein
terdiri atas satu atau beberapa rantai polipeptida yang mempunyai BM tinggi.
banyaknya asam amino pada suatu protein antara 50-100.000. bila BM asam amino
100, BM protein berkisar antara 5000-5.000.000. stuktur dari p[rotein sangat
berpengaruh terhadap aktivitas fisiologis. Ada empat macam struktur dari
protein yaitu struktur primier, sekunder, tersier dam quartener (Hala, 2011).
Protein adalah molekul penyusun tubuh kita yang
terbesar setelah air. Hal ini mengindikasikan pentingnya protein dalam menopang
seluruh proses kehidupan dalam tubuh. Dalam kenyataannya, memang kode genetik
yang tesimpan dalam rantaian DNA digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana
dan seberapa banyak. Protein berfungsi sebagai penyimpan dan pengantar seperti
hemoglobin yang memberikan warna merah pada sel darah merah kita, bertugas
mengikat oksigen dan membawanya ke bagian tubuh yang memerlukan. Selain itu
juga menjadi penyusun tubuh, "dari ujung rambut sampai ujung kaki",
misalnya keratin di rambut yang banyak mengandung asam amino Cysteine sehingga menyebabkan
bau yang khas bila rambut terbakar karena banyaknya kandungan atom sulfur di
dalamnya, sampai kepada protein-protein penyusun otot kita seperti actin,
myosin, titin, dsb. Kita dapat membaca teks ini juga antara lain berkat protein
yang bernama rhodopsin, yaitu protein di dalam sel retina mata kita yang
merubah photon cahaya menjadi sinyal kimia untuk diteruskan ke otak. Masih
banyak lagi fungsiprotein seperti hormon, antibodi dalam sistem kekebalan
tubuh, dll (Witarto. 2001).
Di
antaranya, yang paling menonjol adalah enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai
katalis dalam tubuh. Berkat enzim, kita dapat hidup dalam kondisi yang
"normal" yaitu suhu tubuh rata-rata 37C dan tekanan udara 1 atmosfir
(atm). Proses pembuatan amonia dari gas Nitrogen dan Hidrogen yang ditemukan
oleh penerima hadiah Nobel Kimia 1918, Fritz Haber dari Jerman, bekerja pada
suhu 700C dan tekanan 300 atm, namun berkat enzim Nitrogenase, mikroba yang
hidup di akar tumbuhan kacangkacangan dapat melakukannya pada kondisi
"normal", sehingga menyuburkan tanah. Secara umum, enzim memiliki
kelebihan terhadap katalisator non-biologis pada kecepatan reaksi serta
spesifikasi terhadap substrat yang tinggi. Rekor tertinggi yang dipublikasikan
saat ini dipegang oleh enzim Orotidine 5'-phosphate (OMP) decarboxylase yang
dapat mempercepat reaksi sampai 1017 kali dari reaksi nonenzimatik dengan half-time
78 juta tahun, sementara enzim lainnya rata-rata dibawah 1014 kali (1)
(Witarto. 2001).
Protein yang namanya berarti utama merupakan makro molekul
yang paling berlimpah didalam sel dan menyusul lebih dari setengah berat kering
pada hamper semu organisme. Protein merupakan instrument yang mengekspresikan
informasi genetic. Seperti juga terdapat ribuan gen didalam inti sel.
Masing-masing mencirikan suatu sifat nyata dari organisme, didalam sel terdapat
ribuan jenis protein yang berbeda. Masing-masing membawa fungsi spesifik yang
dibentuk oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya merupakan
makromolekul yang berlimpah. Tetapi juga amat bervariasi.(Lehninger, 1995).
Protein adalah suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsure-unsur
oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsure lain
seperti sulfur dan fosfor (Hawab, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.Waktu
dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/24 November 2011
Waktu :
09.00 s.d 11.00
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai
II Timur FMIPA UNM
B.
Alat Dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang dipakai dalam
praktikum ini yaitu :
a.
Tabung reaksi 5 buah
b.
Pipet tetes 6 buah
c.
Rak tabung
d.
Lap halus
e.
Bunsen
f.
Penjepit tabung
g.
Gelas ukur
2.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a.
Reagen asam pikrat jenuh
b.
Asam fosfo tungstat
c.
Asam fostomolibdat
d.
Asam sulfosalisilat
e.
Alcohol 95%
f.
Reagen perak nitrat 2%
g.
CuSO4 2%
h.
Ferriklorida 2%
i.
Merkuriklorida 2%
j.
Ammonium sulfat
k.
Protein yang diencerkan
l.
Reagen alcohol pekat
m.
Reagen ion logam berat
n.
Tempe
o.
Telur
C.
Prosedur Kerja
1.
Uji
pengendapan dengan reagen alkohol pekat
Menyediakan reagen asam pikrat
jenuh, asam triklorasetat, asam fosfo tungstat, asam fosfomolibdat, asam
sulfosalisilat dan alcohol 95%. Mengambil 6 tabung reaksi untuk 6 zat tersebut
di atas dan memasukkan 3 ml larutan protein encer. Setelah itu mengisi reagen
pada masing-masing tabung tersebut dan mencatat berapa tetes yang menunjukkan adanya pengendapan
2.
Pengendapan
protein oleh garam-garam atau ion logam berat
Menyediakan reagen perak nitrit 2%,
tembaga sulfat 2%, ferriklorida 2%, dan merkuriklorida 2%. Mengambil 5 tabung
reaksi untuk 5 zat tersebut di atas dan memasukkan 3 ml larutan protein encer
ke dalam masing-masing tabung. Mengisi reagen pada masing-masing tabung dan
mencatat berapa tetes menunjukkan endapan.
3.
Uji
pengendapan protein oleh garam ammonium sulfat
Menjenuhkan 5 cc larutan glisin
dengan ammonium sulfat yaitu dengan mengecoknya dengan amoniu sulfat berlebihan
(NH4)2SO4 padat), maka akan terjadi endapan
protein
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Uji pengendapan dengan reagen alkohol
pekat
NO
|
Bahan
|
Reagen
|
Adanya Endapan
|
Hilangnya Endapan
|
1
|
Protein
|
As. trikloroasetat
|
Ke-8
|
-
|
As. Fosfotungstat
|
Ke-15
|
-
|
||
As. fosfomolibdad
|
-
|
-
|
||
Asam pikrat
As. Sulfosalisilad
Alcohol 95 %
|
Ke-6
Ke-19
Ke-17
|
-
-
-
|
||
2
|
Pepton
|
As. trikloroasetat
|
-
|
-
|
As. Fosfotungstat
|
-
|
-
|
||
As. fosfomolibdad
|
-
|
-
|
||
Asam
pikrat
As. Sulfosalisilad
Alcohol 95 %
|
-
-
-
|
-
-
-
|
||
3
|
Albumin
|
As. Trikloroasetat
|
Ke-2
|
-
|
As. Fosfotungstat
|
Ke-2
|
-
|
||
As. fosfomolibdad
|
Ke-1
|
Ke-42
|
||
Asam
pikrat
As. Sulfosalisilad
Alcohol 95 %
|
Ke-2
Ke-2
Ke-2
|
-
-
-
|
2.
Uji pengendapan protein oleh garam-garam
atau ion logam berat
NO
|
Bahan
|
Reagen
|
Adanya Endapan
|
Hilangnya Endapan
|
1
|
Protein
|
AgNO3
|
Ke-20
|
Ke-50
|
FeCl3
|
Ke-40
|
Ke-50
|
||
Meskutiklorida
|
Ke-30
|
Ke-80
|
||
Asam pikrat
|
-
|
-
|
||
2
|
Pepton
|
AgNO3
|
Ke-20
|
-
|
FeCl3
|
-
|
-
|
||
Meskutiklorida
|
-
|
-
|
||
Asam pikrat
|
-
|
-
|
||
3
|
Albumin
|
AgNO3
|
5 Tetes
|
27 Tetes
|
FeCl3
|
6 Tetes
|
40 Tetes
|
||
Meskutiklorida
|
15 Tetes
|
-
|
||
Asam pikrat
|
-
|
-
|
B. Pembahasan
1.
Pengendapan dengan reagen alkohol pekat
Hasil pengamatan, ditunjukkan jumlah tetes reagen
yang digunakan pada setiap sampel berbeda-beda hingga menimbulkan endapan, hal
ini disebabkan berdasar pada teori bahwa penyebab pengendapan terjadi karena
kemampuan setiap larutan untuk mencapai titik isoelektrik dan pH reagen yang
digunakan berbeda-beda, sehingga jumlah tetes yang berbeda-beda sampai terjadi
pengendapan. dan pada percobaan ini tidak ada satu pun reagen yang menunjukkan
hilangnya endapan hal ini disebabkan karena bahan yang digunakan sudah
kadaluarsa atau sudah tidak layak pakai.
Seharusnya salah satu reagen yang digunakan terjadi
pengenceran kembali atau hilangnya endapan pada saat pH larutan berada diatas
titik isoelektrik dimana saat itu larutan berada dalam keadaan basah. Proses ini
dinamakan proses penyusunan kembali struktur protein (Girindra, 1986).
2.
Pengendapan protein oleh garam-garam
atau ion logam berat
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan 3 sampel
yaitu, protein, pepton, dan albumin, pada protein dengan menambahkan setetes
demi setetes reagen yang digunakan
terbentuk endapan pada tetesan yang berbeda-beda. Dan setelah
ditambahkan kembali reagen endapannya akan hilang.
Ini disebabkn karena pH reagen yang digunakan
berbeda-beda. Terbentuk endapan karena terbentuk kompleks Cu+dengan
gugus karboksil pada ikatan peptide dalam struktur protein tersebut. Hilangnya
endapan terjadi karna pH larutan telah naik diatas titik isoelektriknya. Sama
halnya dengan albumin pengendapan terjadi pada perak nitrit karena adanya
proses denaturasi. Terbentuk endapan karena terbentuk kompleks Ag+
dengan gugus karboksilat pada ikatan peptide dalam struktur protein tersebut.
Dan pengenceran terjadi karna pH telah naik diatas titik isoelektriknya
(Thenawijaya, 1990).
3.
Pengendapan pritein oleh omonium sulfat.
Hasil pengamatan dari ketiga sampel
yang digunakan yaitu glisin, pepton, dan protein kemudian ditambahkan dengan
reagen yang telah disediakan oleh laboran. Glisin dan protein setelah
ditambahkan dengan reagen terbentuk endapan. Ini disebabkan karena pH larutan berada pada titik
isoelektrik sehingga kelarutan protein akan berkurang, dan endapan terjadi
karena kemampuan setiap larutan untuk
mencapai titik isoelektrik (Thenawijaya, 1990).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melihat pembahasan di atas kami
dapat menyimpulkan bahawa Protein dan asam amino memberikan
reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil
bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat
bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi
penyusunnya. Protein dapat mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat,
garam-garam anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta karena
berada pada titik isolistriknya.
B.
Saran
Praktikan yang melakukan pengamatan
seharusnya lebih teliti dan cermat sehingga pengamatan yang dilakukan dapat
memberi hasil yang memuaskan, serta dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam
melaksanakan praktikum ini agar pencapaian tujuan dapat terlaksana.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Hala, Yusminah. 2011. Penuntun Biokimia
Umum. Makassar :Jurusan Biologi FMIPA UNM
Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media
Publishing.
Thenawijaya, Maggy. 1990. Dasar-Dasar Biokimia, Yogyakarta :Andi Yogyakarta
Witarto, Budi Arif. 2001. (The Role of
Protein Engineering in Bioindustry and Its Prospect in Indonesia). Sinergy
Forum - PPI Tokyo Institute of Technology
blog yang keren n mantap,,
BalasHapusmakasih banyak atas bantuannya