LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Lengkap Praktikum Biokimia dengan judul “LEMAK/LIPID”
yang disusun oleh :
Nama
: ABDI KURNIAWAN
Nim : 101414007
Kelas : B
Kelompok : IV
Telah
diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.
Makassar, Desember 2011
Koordinator asisten Asisten
Djumarirmanto S.Pd Sulhannisa
Mengetahui
Dosen penanggung jawab
Prof.Dr.Ir.
Hj. Yusminah Hala, MS
NIP/NIK
: 19611212 198601 2 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kegemukan berhubungan dengan peningkatan
sejumlah kondisi meliputi diabetes melitus, penyakit cardiovaskuler,
hipertensi, kanker, peningkatan resiko ketidakmampuan dan peningkatan semua
resiko yang menyebabkan kematian. Kegemukan merupakan konsekwensi
dari beberapa faktor yang kompleks antara lain peningkatan konsumsi kalori,
penurunan aktifitas fisik dan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan. Sejak
jaman dahulu di China dan negara Asia lainnya, teh merupakan minuman yang
dianggap dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Hal ini didukung oleh
banyak penelitian yang menyatakan bahwa polipenol teh mengandung bahan bioaktif
yang menekan patogenesis beberapa penyakit kronis khususnya penyakit
kardiovaskuler semua hal tersebut
dikarnakan oleh lemak.
Lemak merupakan kostituen utama dari
sel-sel lemak binatang dan tanaman dan merupakan salah satu cadangan makanan
yang penting dalam organisme. lemak atau sering dikenal dengan sebutan lipid
merupakan senyawa biomolekul yang tidak dapat larut dalam air.
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, yang dapat diekstrat dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,
seperti kloroform, atau eter. Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau
triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar terutama bagi hamper semua
organisme. Memang, golongan ini adalah bentuk energy kimia simpanan yang paling
penting.
Melalui praktikum ini, kita bisa menengetahui sifat-sifat lemak secara
umum, penggolongan lemak jenuh dan tak jenuh, dengan mengacu pada prinsip kerja
setiap percobaan.
B. Tujuan
Adapun
tujuan praktikum yang ingin dicapai yaitu:
1. Membedakan kelarutan minyak/lemak dari bahan pelarut
yang berbeda.
2. Mengetahui bahan-bahan yang berfungsi sebagai
emulgator.
3. Mengetahui prinsip kerja gliserol (mengandung gugus
aldehid atau keton bebas).
4. Mengamati tingkat keasaman dan kebasaan dari
bahan-bahan uji.
5. Mengamati pembentukan Kristal pada lemak.
6. Megetahui pembentukan sabun sebagai emulgator.
C. Manfaat
Adapun manfaat praktikum dari unit percobaan ini
adalah menegetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada berbagai uji dengan
menggunakan bahan-bahan yang tergolong kelompok senyawa lemak (asam lemak dan
gliserol).
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Asam lemak adalah asam
lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi
sebagian dan melepaskan ion H +. Dalam hal ini pH laritaan tergantung pada kostanta
keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Asam lemak dapat
bereaksi dengan basa membentuk garam (Poedjiadi, 1994).
Steroid merupakan
golongan lipida utama. Steroid yang paling dikenal ialah kolesterol. Kolesterol
terdapat dalam semua sel hewan tetapi terutama terkonsentrasi dalam otak dan
sum-sum tulang punggung. Tampaknya terdapat hubungan antara konsentrasi
kolesterol serum darah dan penyakit jantung koroner (Hart, 2003).
Apabilah aliran darah
di dalam urat nadi koroner itu terhalang secara total, maka bagian otot jantung
yang bersangkutan mengalami kerusakan dan ini dikenal sebagai “ serangan
jantung akut “ atau acute myocardial infarction (AMI). AMI umumnya disebabkan
oleh penyembatan arteri koroner secara tiba-tiba, karena pecahnya plak lemak
atherosclerosis pada arteri koroner. Ketika pecah dilokasi tersebut, gumpalan
terbentuk dengan cepat yang mengakibatkan penghambatan (okulasi) arteri yang
menyeluru, serta memutuskan aliran darah ke otot jantung (Fessenden, 1982).
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain
adalah trigliserida, sterol dan fosfolifid membrane yang ada pada hewan dan
tumbuhan.Proses metabolisme lipid mengintesis dan mengurangi cadangan lipid dan
menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan structural pada jaringan
individu. Lemak yang terkandung didalam bahan makanan juga dicerna dengan asam
empedumenjadi misel, miselakan di peroleh oleh enzim lipase yang di sekresi
pancreas menjadi asam lemak. Jenis lemak ini, bila digunakan untuk menggantikan
jenis lemak lainnya, bisa menurunkan resiko penyakit jantung dengan cara
menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL dalam darah. Asam
lemak omega 3, salah satu jenis lemak tidak jenuh ganda, sangat bermanfaat
untuk kesehatan jantung (Anonim, 2011).
Lemak merupakan ester-ester asam lemak yang berasal
dari alcohol tunggal, gliserol, HOCH2CHOHCH2OH dan dikenal sebagai gliserida. Asam lemak jenuh dan tak jenuh terdiri dari
gliserida yang berasal dari asam-asam karboksilat yang berbeda. Hingga setiap
lemak memiliki komposisi tertentu. Kebanyakan asam-asam lemak merupakan senyawa
berantai lurus dengan jumlah karbon 3 hingga 18, kecuali senya-senyawa C3
dan C5,yang lain mengandung jumlah atom karbon genap yang merupakan
hasil biosintesis lemak
(Matsjeh, 1994).
Lemak adalah ester lemak dan gliserin.
Biasanya zat tersebut tidak larut lah dalam air tetapi larut dalam pelarut
lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter, kloroform, benzene,
karbontetraklorida (CCL4), xylena, alcohol panas dan aseton panas.
Lipida adalah zat yang menyerupai lemak, sangat penting karena merupakan
simpanan tenaga yang amat besar dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
(Hala, 2010).
Sabun termasuk dalam kelas umum
senyawa yang disebut surfaktan (dari kata surface active agents). Yakni senyawa
yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan apa saja
mengandung suatu ujung hidrofobik (satu rantai hidrokarbon atau lebih) dan
suatu ujung hidrofilik (biasanya, namun tidak harus, iunik). Porsi hidrokarbon
dari suatu molekul surfaktan harus mengandung 2 atom karbon atau lebih agar
efektif (Fessenden, 1982).
Bila sabun dikocok dengan air akan
membentuk dispersi koloid, bukannya larutan sejati. Larutan sabun ini
mengandung agregat molekul sabun yang disebut misel. Rantai karbon nonpolar,
mengarah kebagian pusat misel. Ujung molekul yang polar, atau hidrofilik,
membentuk “permukaan” misel yang terhadapan dengan air. Pada sabun biasa,
bagian luar dari setiap misel bermuatan negative, dan ion natrium yang positif
terkumpul di dekat keliling setiap misel (Hart, 2003).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan tempat
Hari / tanggal : Kamis, 22 Desember 2011
Waktu : Pukul 11.00 s.d 13.50 Wita
Tempat : Laboratorium Biologi Lt.2 Sebelah Barat
FMIPA UNM
B.
Alat dan bahan
1.
Alat
a.
Rak tabung
reaksi
b.
Tabung reaksi
c.
Pipet tetes
d.
Gelas ukur 5 mil
e.
Bunsen
2.
k. Sabun
l. Reagen
benedict
m. Gliserol
h. H2O2
o. FeCL3
p. Asam
oleat
q. Asam
palmifat
r. Larutan
KOH beralkohol
s. Detergen
|
a.
Minyak goring
b.
Blueband
c.
Air suling
d.
HCL 2 M
e.
Alkohol dingin
f.
Alkohol panas
g.
Na2CO3
1%
h.
Aseton dingin
i.
Aseton panas
j.
Eter
C.
Cara kerja
1.
Percobaan I :
Kelarutan
a.
Mengisi tabung
reaksi dengan Na2CO3, Alkohol, Air dan HCL 2 ml.
Masing-masing diberi perlakuan dengan penambahan mentega pada uji I dan
penambahan pada minyak kelapa pada uji II.
b.
Meletakkan 2 tetes
mentega pada empat tabung pertama, mengocok larutan dan mengamati perubahan
yang terjadi.
c.
Meletakkan 2
tetes minyak pada empat tabung kedua, lalu mengocok dan mengamati perubahan
yang terjadi dengan cara yang sama, masukkan alcohol panas, eter dan aseton
panas dan dingin.
2.
Percobaan II :
Emulasi
a.
Memasukkan
larutan sabun sebanyak 3 cc,
b.
Menambahkan 10
tetes minyak kelapa kemudian mengocok kuat-kuat.
c.
Dengan cara yang
sama, masukkan minyak kelapa kedalam sabun dan menambahkan NaCO3
secukupnya.
d.
Membandingkan
letak perbedaannya.
3.
Pecobaan III :
Gliserol dengan benedict
a.
Memasukkan 5 cc
reagen benedict lalu menambahkan 5 tetes gliserol.
b.
Memanaskan
selama 3 menit. Lalukan juga dengan 25 tetes gliserol.
c.
Pada tabung
lain, 5 cc gliserol ditambahkan 1 tetes H2O2 dan 1 tetes
FeCL3.
d.
Mengambil campuran
tersebut dan mengujinya dengan benedict.
4.
Percobaan IV :
Percobaan asam basa
a.
Membasahi kertas
indicator lakmus dengan aquades. Memasukkan kertas yang sudah dibasahi kedalam
bahan eksperimen (minyak kelapa, gliserol, detergen, dan blueband).
b.
Menggoyang-goyangkan
tabung dan mengamati perubahan yang terjadi.
5.
Percobaan V :
Kristal Lemak
a.
Memasukkan 5 cc
eter kedalam tabung reaksi.
b.
Meneteskan 20
tetes lemak atau minyak kelapa.
c.
Mengocok hingga
bahan tercampur, membiarkan eter menguap hingga terbentuk Kristal
d.
Melakukan juga
pada bahan uji lain (blueband, asam palmitat).
6.
Percobaan VI :
Penyabunan
a.
Memasukkan 4
sampai 5 tetes bahan (blueband, minyak kelapa), menambahkan air suling,
masukkan 1 ml KOH beralkohol. Panaskan 1 sampai 2 menit.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Uji kelarutan
Sampel/pelarut
|
Minyak goreng
|
Minyak ikan
|
Mentega
|
H2O
HCL 2 N
Na2CO3
Alkohol dingin
Alcohol panas
Petroleum
Aseton dingin
Aseton panas
Eter
peremium
|
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Tidak larut
Larut
Larut
Larut
|
Tidak larut
Tidak larut
(Terapung)
Tidak larut
(terapung)
Tidak larut
(ada endapan)
Tidak larut
(ada endapan)
Tidak larut
(ada endapan)
Tidak larut
(ada endapan)
Larut
Larut
Larut
|
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Tidak larut
Larut
Larut
Larut
|
2.
Uji Emulasi
a.
Sabun 3 ml + 20
tetes minyak kelapa → Larut
( 3 mg
sabun + 20 ml aquades)
3.
Uji Gliserol dan
Benedict
a.
5 ml benedict (biru) + 5 tetes gliserol (Bening) → larutan
baru, menghasilkan endapan merah.
b.
5 ml gliserol
(bening) + 1 tetes H2O2 + 1 FeCL3 → Dua
lapisan.
Lapisan
atas kuning, dan lapisan bawah bening, menghasilkan warna hijau + 3 tetes
benedict (biru).
c.
1 ml gliserol +
1 tetes H2O2 + 1 tetes FeCl3 → 2 lapisan.
Lapisan
atas kuning dan lapisan bawah bening menghasilkan warna hijau lumut + 3 tetes
benedict (biru) → hijau pekat.
4.
Uji asam basa
sampel
|
Lakmus
|
keterangan
|
|
Merah
|
Biru
|
||
Minyak
goreng
Gliserol
Margarin
|
Merah
Merah
Merah
|
Biru
Merah
Merah
|
Netral
Asam
Asam
|
5.
Kristal Lemak
a.
5 ml eter
(bening) + 20 tetes minyak (kuning kental) → bening → berbentuk Kristal.
b.
5 ml eter
(bening) + 5 mg mentega → kuning → terbentuk Kristal.
6.
Penyabunan
a.
Minyak ikan + KOH beralkohol 5 tetes → tidak
berbusa.
b.
Mentega + KOH beralkohol → berbusa
(berwarna kuning), ada endpan orange.
c.
Minyak kelapa + KOH beralkohol → berbusa
(putih) (larutannya kental susu).
B.
Pembahasan
1.
Uji kelarutan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan minyak
dan mentega terhadap reagen yang berbeda. Dari hasil pengamatan, terlihat
adanya larutan yang larut dan tidak larut. Jika dikelompokkan , reagen yang
tidak larut dalam mentega dan minyak adalah alcohol, Na2CO3,
air dan HCL serta aseton dingin. Sedangkan reagen yang larut adlah alcohol
panas, aseton panas, dan eter. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Hala (2010) bahwa lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
lemak seperti eter, alcohol panas, benzene, aseton panas, zylena, kloroform dan
karbontetraklorida (CCL4).
Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa alcohol panas
tidak mampu melarutkan mentega. Hal ini ditandai dengan terbentuknya dua
lapisan yaitu lapisan bagian atas adalah mentega sedangkan lapisan lapisan
bawah adalah alkohol.
2.
Emulsi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahan yang tergolong
emulgator. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa emulsi stabil akan terbentuk
ketika minyak direaksikan dengan sabun. Emulsinya bersifat stabil karena
menurut Poedjiadi (2010), sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Jadi
sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini,
bagian hidrofot molekul sabun masuk kedalam minyak. Sedangkan ujung yang
bermuatan negative ada dibagian luar.
Minyak yang ditetesi Na2CO3 juga
mengalami emulsi stabil. Larutan Na2CO3 merupakan larutan
yang bersifat alkali. Alkali berfungsi untukmenghidrolisis minyak kelapa
menjadi gliserol dan sabun (garam alkali dari asam lemak). Hal ini sudah sesuai
dengan teori Poedjiadi (1994), yang mengemukakan bahwa bila lemak atau minyak
dipanaskan dengan alkali ester terkonversi menjadi gliserol dan garam dari asam
lemak.
3.
Gliserol dengan
benedict
Berdasarkan hasil percobaan, terdapat endapan
kuprooksida yang berwarna kuning dengan kata lain, reaksi yang ditunjukkan
adalah positif.
Menurut Hala (2010), yang menyatakan bahwa prinsip
kerja percobaan ini adalah gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk
kuprooksida. Hasil percobaan menunjukkan reaksi positif karena benedict mampu
mengoksidasi gliserol sehingga menghasilkan aldehid atau keton bebas.
4.
Percobaan asam basa
Pengamatan ini dilakukan untuk pengujian keasaman dan
kebasaan lipid. Pada percobaan, sampel
yang digunakan adalah minyak goring, gliserol dan margarine. Minyak goring
bersifat netral karena ketika diujikan dengan lakmus merah dan biru, tidak
terjadi perubahan warna pada lakmus tersebut. Lain halnya dengan gliserol dan
margarine yang bersifat asam (lakmus biru berbah menjadi merah).
Menurut Yzid (2006), minyak murni umunya bersifat
netral sedangkan minyak yang sudah dibiarkan lama atau tengik akan bersifat
asam. Hal ini disebabkan minya mengalami hidrolisis dan oksidasi mengahsilkan
aldehid, keton dan asam-asam lemak bebas.
5.
Kristal lemak
Percobaan ini dilakukan untuk menguji adanya Kristal
pada lemak. Asam palmitat tidak membentuk Kristal. Pada pengamatan ini,
dibutuhkan 20 tetes lemak cair kemudian dikocok sampai semua bahan terlarut,
dibiarkan menguap spontan sampai kristalnya terpisah. Menurut Poedjadi (1994),
yang menyatakan bahwa lemak dapat membentuk Kristal, begitu pula halnya asam
lemak.
6.
Penyabunan
Berdasarkan hasil percobaan, blueband, minyak kelapa,
dan gliserol tidak mengalami penyabunan. Yang mengalami reaksi penyabunan
adalah asam palmitat. Ketika asam palmitat direaksikan dengan NaOH akan
terdapat endapan putih, sedangkan ketika direaksikan dengan KOH akan membentuk
sedikit misel.
Hal ini sesuai dengan teori Poedjiadi (1994), yang
menyatakan bahwa asam lemak yang digunakan untuk sabun umumnya adalah asam
palmitat atau stearat. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis, asam
lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh dan melalui proses penyabunan
dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pada uji kelarutan,
yang bisa melarutkan minyak atau lemak adalah eter, alcohol panas, dan aseton
panas karena ketiganya bersifat non polar dan melarutkan lipid yang juga
bersifat nonpolar.
2.
Zat-zat yang
berfungsi sebagai emulgator adalah sabun dan Na2CO3
(alkali). Keduanya menghasilkan emulsi yang stabil ketika direaksikan dengan
minyak.
3.
Reaksi yang
ditunjukkan adalah reaksi positifkarena mengahsilkan warna merah artinya reaksi
ini mengandung aldehid atau keton bebas.
4.
Sampel minyak
bersifat netral, gliserol dan margarine bersifat asam pada percobaan asam dan
basa.
5.
Pada Kristal
lemak yang merupakan bahwa lemak dapat membentuk aksi Kristal begitu pula
halnya asam lemak.
6.
Asam palmitat
dapat mengalami reaksi penyabunan ketika direaksikan dengan KOH atau NaOH,
dengan membentuk misel.
B.
Saran
1.
Diharapkan agar
praktikal lebih teliti dalam melakukan pengamatan.
2.
Diharapkan agar
jumlah asisten disesuaikan dengan jumlah kelompok praktikan yang ada.
3.
Diharapkan agar
laboran menyediakan bahan-bahan uji yang diperlukan dan mengganti bahan uji
yang sudah tidak efisien penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
II. Jakarta : Erlangga.
Hala, Yusmina.
2010. Penuntun Praktikum Biokimia Umum. Makassar : FMIPA UNM.
Hart, Leslie dan David. 2003. Kimia Organik Edisi
Kesebelas. Jakarta : Erlangga
Matsjeh,
Hardjono dan Respati. 1994. Kimia organic II. Yogyakarta : FMIPA
Universitas Gajah Mada.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar