LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul “ Jaringan Epitel I ” disusun oleh :
NAMA : MUNADRY ASLAM
NIM : 071404007
KELAS/KLP : A / II
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten / koordinator asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, April 2008
Koordinator Asisten Asisten
( HERMAYANTI, S.Pd. ) ( RAFIUDDIN )
NIM. 051404013
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
( Drs. ADNAN, M.S.)
NIP. 131 772 272
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
A. LATAR BELAKANG
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang biasanya memiliki sifat-sifat morfologis dan fungsi yang sama. Ada empat jaringan utama pada tubuh hewan, yaitu jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf dan jaringan epitel.
Jaringan epitel, yaitu jaringan yang terdiri atas sel-sel yang biasanya bentuknya sama yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstra seluler atau matriks yang sangat sedikit.
Jaringan epitel terdapat sebagai penutup permukaan tubuh, atau membatasi rongga-rongga di dalam tubuh. Permukaan yang bebas berbatasan dengan udara atau cairan, sedangkan permukaan yang lain bertumpu pada membran basalis dan menghubungkannya dengan jaringan ikat vaskuler di bawahnya. Membran basalis memiliki beberapa fungsi, yaitu (i) sebagai tempat melekatnya sel-sel epitel pada jaringan ikat di bawahnya, (ii) sebagai barrier untuk mencegah masuknya organisme ke bagian dalam tubuh, (iii) mencegah kehilangan air dan cairan sel dari tubuh, (iv) bekerja sebagai filter selektif, dan (v) mempertahankan bentuk jaringan epitel di atasnya.
Beberapa karakteristik jaringan epitel, yaitu bentuk sel-selnya teratur, sel-selnya tersusun dengan sangat rapat, semua jaringan epitel terikat erat pada jaringan penyambung yang ada di bawahnya oleh suatu selaput tipis yang disebut lamina basalis, tidak mengandung pembuluh darah, sel-sel epitel antara satu dengan yang lain menempel dengan sangat erat melalui daerah perlekatan khusus yang disebut kompleks pertautan sel atau junctional complex.
Berdasarkan bentuk sel yang menyusunnya, jaringan epitel dibedakan atas epitel berbentuk pipih, epitel berbentuk kubus dan epitel berbentuk selindris.
Dalam praktikum ini kita melakukan pengamatan terhadap jaringan epitel. Melalui pengamatan ini kita dapat mengetahui dan membandingkan berbagai bentuk jaringan epitel yang terdapat pada tubuh hewan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati berbagai jenis jaringan epitel seperti :
a. mengamati epitel selapis pipih
b. mengamati epitel selapis kubus
c. mengamati epitel selapis silindris
d. mengamati epitel berlapis banyak palsu bersilia
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah :
1. mahasiswa dapat mengetahui bentuk dari sel epitel kubus.
2. mahasiswa dapat mengetahui bentuk sel epitel selapis.
3. mahasiswa dapat mengetahui bentuk sel epitel silindris.
4. mahasiswa dapat mengetahui bentuk sel epitel berlapis banyak palsu bersilia.
III. METODE PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari / tanggal : Jumat, 4 April 2008
Waktu : Pukul 09.00 s.d.11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III timur FMIPA UNM
B. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Mikroskop
2. Preparat awetan Mammal Kidney
3. Preparat awetan intestine/duodenum
4. Preparat awetan trakea kelinci
C. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan mikroskop
2. Pengamatan I :
a. mengamati secara seksama epitel selapis (endotelium) dari pembuluh darah. Memperhatikan inti sel epitel yang berbentuk pipih memanjang, terdiri dari sel-sel endotelium dan membran basal.
b. mengamati secara seksama lapisan parietal kapsul Bowman’s. Memperhatikan inti sel epitel yang berbentuk pipih memanjang dan membran basal
3. Pengamatan II :
a. mengamati secara seksama tubulus kontortus proksimal ginjal, terdiri dari lumen, sel epitel kubus dan membran basal. Struktur ini merupakan segmen awal dari nefron dan berkelok-kelok dan dibatasi oleh epitel selapis kubus.
b. mengamati secara seksama tubulus kontortus distal ginjal, terdiri dari lumen, sel epitel pipih dan membran basal. Struktur ini sel-sel epitelnya lebih kecil dibanding dengan tubulus proksimal, namun lumennya lebih besar dibanding dengan tubulus proksimal.
4. Pengamatan III :
a. mengamati secara seksama sayatan melintang usus halus, terutama pada lapisan epitel pembatas pada lapisan mukos.
b. menggambar epitel selindris pada pembesaran 10 x 40
5. Pengamatan IV :
a. mengamati secara seksama epitel berlapis banyak palsu bersilia yang membatasi lumen. Memperhatikan posisi sel basal, epitel selindris bersilia, sel goblet dan membran basal.
b. menggambar hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Pengamatan I
Endotelium pembuluh darah pada ginjal | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel pipih 2. inti sel 3. sitoplasma 4. lumen 5. membran basal |
Lapisan parietal kapsul Bowman’s | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel pipih 2. inti sel 3. sitoplasma 4. lumen 5. membran basal |
Pengamatan II
Epitel kubus pada tubulus kontortus proksimal | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel kubus 2. inti sel 3. sitoplasma 4. lumen 5. membran basal |
Epitel kubus pada tubulus kontortus distal | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel kubus 2. inti sel 3. sitoplasma 4. lumen 5. membran basal |
Pengamatan III
Penampang melintang usus | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. lumen 2. jonjot vili |
Epitel silindris | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel silindris 2. membran basal |
Pengamatan IV
Epitel berlapis banyak palsu pada trakea | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel goblet 2. sel basal 3. membran basal 4. sel epitel silindris bersilia 5. inti sel 6. mucus 7. silia |
B. PEMBAHASAN
1. Pengamatan I
Pengamatan dilakukan pada endotelium pembuluh darah pada ginjal. Pada pengamatan ini ditemukan epitel pipih selapis yang membungkus pembuluh darah dalam endotelium. Sel-sel epitel tersebut bertumpu pada membran basal. Inti selnya berbentuk pipih dan terletak di tengah-tengah sel.
Pengamatan pada lapisan parietalis kapsul Bowman’s ditemukan epitel selapis pipih. Sel epitel pipih yang ditemukan pada pengamatan ini tidak terlalu berbeda dengan yang ada pada endotelium pembuluh darah ginjal. Sel epitelnya memiliki inti bebentuk pipih yang berada di tengah-tengah sel.
2. Pengamatan II
Pengamatan ini dilakukan pada tubulus kontortus proksimal ginjal. Pada pengamatan ini ditemukan sel epitel kubus yang melekat pada membran basal. Bentuknya seperti segi empat yang tersusun berderet dengan inti berbentuk bulat dan terletak di tengah.
Pada tubulus kontortus ginjal ditemukan juga epitel kubus selapis yang ciri-cirinya hampir sama dengan epitel selapis kubus, Hanya saja bentuk selnya lebih kecil. Perbedaan mendasar antara kedua tubula tersebut terletak pada bentuknya, pada tubulus kontortus proksimal bentuk selnya besar tetapi lumennya kecil, sedangkan pada tubulus kontortus distal bentuk selnya berukuran lebih kecil akan tetapi lumennya besar.
3. Pengamatan III
Pengamatan ini dilakukan pada penampang melintang usus halus. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terlihat adanya lipatan-lipatan usus yang membentuk semacam tonjolan yang disebut jonjot usus atau vili usus. Di dalam jonjot/vili tersebut terdapat sekumpulan sel epitel selindris selapis.
Sel epitel silindris selapis tersebut bila dilihat dari permukaan akan tampak seperti epitel kubus, akan tetapi apabila dilihat dari samping akan tampak seperti pilar-pilar yang berhimpitan tegak lurus dengan inti yang lonjong atau oval dan terletak mendekati membran basal.
4. Pengamatan IV
Pengamatan ini dilakukan pada preparat trakea kelinci. Dalam pengamatan ini ditemukan epitel berlapis banyak palsu bersilia. Dikatakan berlapis banyak palsu, karena epitel ini sebenarnya tidak berlapis, tetapi karena letak dari sel-sel yang membangunnya tidak sama tinggi, maka epitel ini terlihat seolah-olah bertingkat atau berlapis.
BABV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Epitel selapis pipih dapat ditemukan membatasi lumen pada pembuluh darah.
2. Epitel selapis kubus ditemukan membatasi lumen saluran penampung ginjal (tubulus kontortus proksimal dan ginjal)
3. Epitel selapis silindris ditemukan membatasi lumen pada usus halus.
4. Epitel berlapis banyak palsu bersilia ditemukan membatasi lumen pada trakea kelinci.
B. SARAN
Saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih aktif dan teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengamati bagian-bagian maupun bentuk sel epitel. Hal ini dilakukan agar tujuan dari praktikum ini dapat tercapai.
Sebaiknya preparat atau bahan yang ada di laboratorium dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini dapat tercapai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epitel tersusun atas sel-sel yang memipih atau bentuk kubus atau selindris, biasa selapis ada pula yang beberapa lapis. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung atau saluran. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh (Tim Pengajar, 2007).
Seringkali epitel berfungsi sawar (barrier), pengaatur penyerapan zat-zat, ataupun pelindung dari dehidrasi, dingin, serangan mikroba, dan lain-lain. Kulit, misalnya, sebaian besar terdiri dari jaringan-jaringan epitel; saluran pencernaan dan rongga-rongga lain pada tubuh, begitu pula halnya dengan saluran-saluran dan pembuluh-pembuluh darah, juga dilapisi oleh jaringan epitel. Ketiga jenis sel yang menyusun jaringan epitel (sel-sel skuamosa yang tipis dan rata; sel-sel kuboidal; dan sel-sel kolumnar) salah satu ujungnya biasanya tertambat pada membran basal yang berserat, sementara ujung satunya lagi memiliki berbagai macam fungsi (Fried, 2005).
Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi misalnya epitel yang terdpat pada kulit, sebagai organ eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap, sebagai alal ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme, sebagai alat osmoregulasi, membantu proses respirasi khususnya pada hewan akuatik, sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar, sebagai alat nutrisi, sebagai alat absorbsi dan membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2006).
Menurut Anonim (2008), berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi :
1. Epitel Pipih
a. Epitel pipih selapis, contohnya: pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
b. Epitel banyak lapis, contohnya: pada kulit, rongga mulut, vagina.
2. Epitel Kubus
a. Epitel kubus selapis, contohnya: pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
b. Epitel kubus banyak lapis, contohnya: pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
3. Epitel Silindris
a. Epitel silindris selapis, contohnya: pada lambung, jonot usus, kantung empedu, saluran pernapasan bagian atas.
b. Epitel silindris banyak lapis, contohnya: pada saluran kelenjar ludah, uretra.
c. Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia, contohnya: pada trakea, rongga hidung.
4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah, contohnya: pada kandung kemih.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu epitel penutup dan epitel kelenjar. Jaringan epitel penutup merupakan jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menyerupai membran dan menutupi permukaan luar atau melapisi rongga-rongga tubuh atau lumen. Jaringan epitel kelenjar, yaitu jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekret cair yang komposisinya berbeda dengan komposisidarah dan cairan intra sel. Proses ini disertai dengan sintesis makromolekul intra sel (Adnan, 2008).
Menurut Bresnick (2003), berdasarkan jumlah lapisan yang dimilikinya, epitel dapat dibedakan atas:
1. Epitel sederhana, memiliki selapis tunggal sel.
a. Epitel skuamosa sederhana relatif bocor sehingga memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara difusi. Epitel dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung udara paru-paru.
b. Epitel kolumnar sederhana dikhususkan dikhususkan untuk absorpsi dan sekresi.
2. Epitel bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas ke permukaan bebas sel di dekat membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu. Epitel seperti itu ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajang ke permukaan yang abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran rongga atau saluran tubuh tertentu.
3. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki bentuk yang bervariasi. Sebenarnya merupakan selapis tunggal sel.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Struktur Hewan. Makassar : Makassar State University Press.
Adnan, Halifah Pagarra.2006. Struktur Hewan. Makassar : Makassar State University Press.
Anonim. 2008. Jaringan Epitel. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 9 April 2008.
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta : Hipokrates
Fried, George Hademenos.2005.Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga
Tim Pengajar. 2007. Biologi Umum. Makassar : Makassar State University Press.
LAPORAN SEMENTARA
Hari / Tanggal : Kamis, 25 Desember 2008
Tujuan : Untuk mengamati perkembangan embrio ayam
Nama /NIM : Munadry Aslam / 071404007
Kelas/ Klp : A / I
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, 11 April 2008
Tujuan : Untuk mengamati kelenjar uniseluler dan kelenjar multiseluler
Bahan : Duodenum/Intestine
Pembesaran :
Pengamatan VI
Sel Goblet
Crypt of lieberkuhn
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, 11 April 2008
Tujuan : Untuk mengamati kelenjar mukosa dan serosa
Bahan : Papilla sirkumvalata dan pankreas
Pembesaran :
Pengamatan VII
Papilla sirkumvalata
Pankreas
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, 11 April 2008
Tujuan : Untuk mengamati kelenjar adrenal
Bahan : Kelenjar adrenal
Pembesaran :
Pengamatan VIII
Korteks adrenal
Medulla adrenal
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, 11 April 2008
Tujuan : Untuk mengamati kelenjar keringat dan kelenjar sabaceus
Bahan : Human Brown Skin
Pembesaran :
Pengamatan IX
Kelenjar keringat
Kelenjar sabaceus
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, Mei 2008
Tujuan : Untuk mengamati struktur histologi jaringan saraf
Bahan : Nerve cell (otak)
Pembesaran :
Pengamatan I
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, Mei 2008
Tujuan : Untuk mengamati struktur histologi jaringan saraf
Bahan : Cow nerve cell smear
Pembesaran :
Pengamatan II
Asisten
(_________________)
NIM.
HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Jumat, Mei 2008
Tujuan : Untuk mengamati struktur histologi jaringan saraf
Bahan : Human symphatic nerve
Pembesaran :
Pengamatan III
Asisten
(_________________)
NIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar